Home » » Gempa Literasi: Langkah Kecil, Ubah Dunia!

Gempa Literasi: Langkah Kecil, Ubah Dunia!

Written By Agus M. Irkham on 29 Dec 2011 | 08:27




Pengantar:
Untuk lebih memberikan gambaran yang gamblang kepada kawan-kawan tentang gerakan GEMPA LITERASI, berikut saya dedahkan narasi helatan tersebut. Silakan dikreasi sesuai dengan potensi, dan kebutuhan kawan-kawan.


Gempa Literasi: Langkah Kecil, Ubah Dunia!

Inspirasi

"Manusia sebagai perseorangan mungkin bisa bertahan hidup tanpa membaca, tanpa berbudaya membaca. Namun sebuah demokrasi hanya akan berkembang, apalagi "survive", apabila para warganya adalah pembaca, dan individu-individu yang warganya merasa perlu untuk membaca, bukan sekadar penggemar dan gemar berbicara."

—Daoed Joesoef, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (1978-1983)—


Manusia tercipta dilingkupi dengan keterbatasan-keterbatasan. Baik Ilmu, informasi, ruang, dan waktu. Untuk menutup kekurangan itu, ia harus belajar. Dan salah satu sarana pembelajaran adalah buku. Di Indonesia aktivitas membaca buku indentik dengan aktivitas di sekolah dan saat kuliah. Padahal kalau dihubungankan dengan pengertian dasar belajar yang dirumuskan UNESCO (1945) haruslah seutuh usia (Life Long Learning).

Jadi kewajiban membaca buku itu tidak hanya pada usia sekolah dan kuliah tapi justru tahun-tahun sesudah itulah yang sangat menentukan. Saat tidak lagi sekolah dan kuliah. Saat tidak lagi berada di lembaga pendidikan formal. Saat tidak lagi ada kewajiban membaca buku. Karena jika setelah usia belajar formal selesai, berhenti pula aktivitas membaca buku, lantas dari mana bahan ajar bisa didapat?

Di situlah PR berat para pegiat komunitas literasi dan Taman Bacaan Masyarakat. Yakni memberi kesadaran pada orang-orang yang sudah tidak lagi berada di usia belajar formal untuk terus membaca. Apalagi dalam kenyataannya pada masa seharusnya membaca saja, sementara kita jarang atau bahkan tidak baca, apalagi jika sudah masuk pada fase ”dibebaskan” dari kewajiban membaca.

Selain membaca sebagai media pembelajaran seumur hidup, membaca juga fitrah asasi setiap anak manusia. Kita semua lahir dibekali oleh yang namanya rasa ingin tahu atau curiosita. sebuah dorongan instingtif alamiah pemberian Tuhan yang harus dipenuhi. Sebagaimana makan untuk memenuhi rasa lapar, maka membaca adalah upaya untuk memberi makan kepada otak, dan jiwa kita agar tidak kelaparan.

Membaca, baik sebagai aktivitas maupun sebagai sebuah gerakan atau kampanye harus senantiasa diluncurkan. Baik di tingkat lokal (daerah) maupun di wilayah yang lebih luas lagi. Tujuannya sangat jelas, yaitu agar kesadaran tentang pentingnya kegiatan membaca terus tertanam di benak khalayak. Kesadaran yang di masa depan akan terejawantahkan menjadi beragam aksi bersifat kreatif, menumbuhkan, membangun, dan mengembangkan Indonesia ke arah yang semakin gemilang.

Nama Kegiatan
GEMPA LITERASI
Adalah gerakan kebudayaan di tingkat lokal untuk Indonesia Membaca. Ini digagas oleh teman-teman pegiat literasi di seluruh Indonesia. Pada Ahad, 27 November 2011, di Bandung. Saat itu tak kurang dari 30 komunitas literasi yang tergabung di Forum Taman Bacaan Masyarakat Indonesia mencanangkan penyulutan sumbu Gempa Literasi secara serentak di 33 titik provinsi.

Di tiap kota-kabupaten-provinsi menggunakan nama masing-masing. Misalnya “Banten Membaca”, “Padang Membaca”, “Batam Membaca”, “Lubuklinggau Membaca” dan seterusnya.

Pemilihan lema “Gempa” selain untuk menimbulkan efek kejut, juga bermakna konotatif. Selama ini lema “Gempa” selalu dilekati dengan pengertian yang buruk, merusak, dan menciptakan trauma. Kami mencoba “membebaskan” lema “gempa” tersebut dari makna buruk itu.

Kata-kata harus bebas dari penjajahan pengertian, ungkap penyair Sutardji Calzoum Bachri dalam pengantar buku kumpulan puisinya: O Amuk Kapak. Bila kata-kata dibebaskan, lanjut Tardji, kreativitas pun dimungkinkan. Pendadakan yang kreatif bisa timbul, karena kata yang biasanya dianggap berfungsi sebagai penyalur pengertian, tiba-tiba, bisa menyungsang terhadap fungsinya. Maka timbullah hal-hal yang tak terduga sebelumnya, yang kreatif.

Dalam bingkai Kredo Puisi Tardji, Gempa Literasi bermakna proses penghancuran kesadaran magis dan naïf masyarakat akibat tuna baca—agar di kemudian hari berganti menjadi kesadaran kritis. Dan ajaibnya proses penghancuran itu berlangsung secara asyik dan menyenangkan: perayaan literasi!

Menu Acara
ORASI LITERASI dari birokrat, tokoh panutan setempat, dan masyarakat umum (awam).
PANGGUNG EKSPRESI berisi pertunjukkan seni.
KLINIK LITERASI berupa pelatihan menulis, membaca kreatif, kewirausahaan dan pengelolaan taman bacaan-perpustakaan.
PESTA BUKU MURAH berwujud pameran buku.
OBROLAN BUKU minimal dua kali: buku yang ditulis dari penulis lokal dengan penulis yang berasal dari luar daerah.
HIBAH BUKU berupa galang satu orang satu buku.

Tujuan
Mempopulerkan aktivitas membaca (dan menulis) di Indonesia.
Menumbuhkan minat membaca, diskusi, cinta kehidupan dan ilmu pengetahuan.
Meningkatkan derajat kebutuhan masyarakat akan pustaka (perpustakaan).
Mencerdaskan dan menerbitkan pencerahan kepada khalayak, khususnya para khalayak di lokasi Gempa Literasi dihelat.
Menjadi wadah dan mensinergikan program antara pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dengan meningkatnya budaya baca masyarakat.
Memahamkan kepada khalayak luas bahwa aktivitas membaca dan menulis (literasi dasar) itu menarik dan asyik.
Menciptakan ruang publik berupa acara perbukuan.

Sasaran
Siswa Sekolah Dasar hingga SMA
Mahasiswa
Staf dan Karyawan Swasta
Birokrat Pemerintah Daerah/Propinsi
Warga umum
Lembaga Swadaya Masyarakat

Waktu Pelaksanaan
Gempa Literasi akan disulut pada SENIN 23 APRIL 2012 pukul 16.23 waktu setempat. Dan akan bergulir, sambung menyambung selama setahun penuh.

Pendanaan – Penganggaran
Diserahkan sepenuhnya pada panitia lokal (wilayah masing-masing) dengan menggandeng seluruh stakeholders dan shareholders budaya membaca dan menulis untuk bermitra dan bahu membahu menyukseskan program Gempa Literasi ini.

Panitia Pelaksana
Inisiator dan penggerak utamanya adalah para pegiat literasi (TBM Sejenis) dan Forum Taman Bacaan Masyarakat Pusat dan Wilayah. Baik kabupaten kota maupun provinsi.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kumpulan artikel gratis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger