Home » » MuDaers dan Optimisme Budaya Baca

MuDaers dan Optimisme Budaya Baca

Written By Agus M. Irkham on 13 Nov 2011 | 15:12




:: agus m. irkham

Kompas melalui Kompas Muda mendapat penghargaan dari asosiasi surat kabar sedunia (WAN IFRA) untuk bidang public service dalam kategori World Young Reader Prize 2011.

Penghargaan diberikan oleh Jacob Mathew, President WAN IFRA, dalam acara “World Newspaper Congress” ke-63 dan “World Editors Forum” ke-18 di Vienna, Austria, Rabu (12/10/2011).

Dalam iktiradnya, juri menyebutkan, lewat salah satu kegiatannya yang melibatkan anak muda itu, Kompas ikut menarik perhatian kalangan muda pada pentingnya membaca dari usia dini. Ada dua cara yang dilakukan Kompas. Pertama melalui tulisan yang diterbitkan. Kedua, membangun komunitas perpustakaan yang menyediakan bahan bacaan lewat program perpustakaan dan taman bacaan. Lewat perpustakaan dan taman bacaan, para kawula muda ini telah berbuat sesuatu yang nyata manfaatnya bagi masyarakat.

Menariknya pembangunan perpustakaan dan taman baca tersebut bersifat partisipatif. Kompas melibatkan para volunter dan komunitas Kompas Muda bekerja sama dengan sejumlah pihak di delapan kota, yakni Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Palembang, Denpasar, dan Medan

“Kegiatan itu telah membuat semakin banyak kalangan dapat membaca di berbagai tempat, tak hanya di perpustakaan yang resmi. Mereka bisa membaca di sekitar perumahan, di sekolah, sampai di museum sekalipun,” ujar juri dalam pertimbangannya, seperti dikutip Dr Aralynn Abare McMane, Executive Director Young Readership Development WAN IFRA. (Kompas 13/10/2011).

Kiprah MUDAers patut kita apresiasi. Bak oase. Apalagi di tengah meningkatnya “ketidakpercayaan” publik terhadap mereka. Mulai dari hasil survei perilaku seksual yang menghasilkan ikhtisar: moralitas anak muda merosot tajam, tata kerama yang kian lentur dan luntur, sikap asosial, tawuran pelajar, hingga soal rendahnya minat baca.

Terakhir disebut, berdasarkan temuan Programme for International Student Assessment-PISA (2009) menunjukkan skor rata-rata kemampuan membaca remaja Indonesia adalah 402. Artinya di bawah skor rata-rata negara Organization for Economic Cooperation and Development-OECD (493). Indonesia menempati peringkat ke 58 dari 65 negara peserta studi PISA 2009. Dengan begitu Indonesia berada di bawah Montenegro (408), Yordania (405), dan Tunisia (404).

Hanya saja, dari kabar penerimaan penghargaan di atas ada beberapa catatan kaki yang harus buru-buru saya bubuhkan. Apa pasal?

Pertama agar program perpustakaan dan taman tersebut terus berlanjut. Kedua, mampu mengembangkan program tambahan di perpustakaan dan taman bacaan sesuai dengan perkembangan kurun zaman.

Ikon Budaya Pop
Perkembangan dunia perbukuan dan gerakan membaca (buku) 4-6 tahun terakhir ini memang mengalami titik puncaknya. Semua merayakan buku. Toko buku tidak saja menjual, tapi kerap juga mengadakan acara perbukuan. Mulai dari peluncuran buku, bedah buku, hingga jumpa pengarang. Penerbit tidak mati gaya. Tiap tahun 3-4 pameran buku digelar. Koran secara rutin juga menyediakan halamannya untuk memuat resensi , daftar buku baru, dan perkembangan yang berlangsung di dunia perbukuan.

Para penulis pemula dan muda—rerata berumur di bawah 27 tahun—juga terus bermunculan. Baik yang lahir dari proses individual maupun komunal. Kini lebih kurang 2.000 judul buku terbit tiap bulannya. Beberapa buku menembus angka penjualan di atas 50.000 eksemplar.

Para pembaca buku berhimpun dalam komunitas. Mereka saling bertukar informasi dan pengalaman membaca buku. Tak jarang, obrolan berujung pada kesepakatan membuat perpustakaan. Pemerintah, meskipun sering kali kalah langkah, turut pula memfasilitasi pendirian perpustakaan dan taman bacaan masyarakat (TBM).

Nah, bertalian dengan perpustakaan dan taman bacaan (masyarakat)—keduanya saya sebut sebagai komunitas literasi—rupa-rupanya sekarang ini tidak semata-mata menjadikan buku sebagai pusat orbit kegiatan. Para pegiatnya menjadikan ikon budaya pop (film, musik, jalan-jalan, game online) sebagai pintu masuk merayakan buku.

Ilustrasi: www.udimo.blogspot.com
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kumpulan artikel gratis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger