Update Artikel Terbaru
Showing posts with label PROFIL. Show all posts
Showing posts with label PROFIL. Show all posts

MAKNA HARI KEMERDEKAAN

Written By juminto web on 16 Aug 2012 | 06:00








Sepanjang bulan Agustus (setelah tahun 1945) bangsa Indonesia larut dalam nuansa “Tujuh-belasan”, sebuah hajatan besar atau perayaan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Bermacam umbul-umbul, spanduk, dan bendera bertebaran disepanjang jalan, bahkan sampai ke mulut gang. Kemerdekaan RI bermula dari mimpi para pahlawan untuk memiliki negeri yang merdeka, sebagai “jembatan emas” menuju kemakmuran rakyat. Mereka berjuang, mereka berkorban, bermodalkan keyakinan dan percaya diri NKRI pun berdiri.

Suasana hari kemerdekaan bisa dirasakan mulai bulan Juli dengan menempelnya berbagai lukisan perjuangan dan mendengungnya lagu-lagu perjuangan. Termasuk di antaranya, lagu “…..Tujuh belas Agustus tahun empat lima…..”. Angka, yang berbau sejarah ini ternyata menjadi sebuah “berkat” bagi Indonesia sehingga menjadi angka yang SAKRAL. Sekedar masalah kepercayaan. Dibalik angka 17-8-45 ini terinspirasi untuk menjadi renungan makna angka-angka tersebut bagi kemajuan hidup kita. Mari kita bicarakan angka-angka keramat ini.
Angka 17
Angka tujuh belas selalu diidentikkan dengan dewasa. Ketika memasuki angka tujuh belas, orang berhak memiliki KTP, berhak memiliki SIM, berhak mengendarai kendaraan bermotor, berhak ikut Pemilu. Ketika memasuki usia ini kaum muda merayakan sweetseven-teen party; ada film-film serta buku-buku yang memang hanya dibatasi untuk usia 17 tahun ke atas, katagori orang dewasa. Begitulah, usia 17 identik dengan kematangan dan kedewasaan.
Jika telah berusia 17 tahun ke atas, artinya seseorang telah mulai belajar mandiri dalam membuat keputusan, tidak kekanak-kanakan, tidak mudah mengeluh, belajar bertanggung jawab atas kehidupan, mulai berkarya, dan sebentar lagi akan hidup sebagai manusia yang terlepas dari orang tua serta mulai berdikari.
Presiden RI pertama Soekarno, pernah mengatakan “Berikan saya 10 orang muda yang berbakat, saya dapat menggoncangkan dunia”. Beberapa contoh orang yang menggoncangkan dunia di usia mudanya. Beethoven, pada usia 17 tahun menggubah tiga buah konser piano, dan juga menerbitkannya. John Loughborough, membaktikan hidupnya kepada pelayanan gereja selama 75 tahun, mulai berkhotbah pada usia 17 tahun. Ellen G. White, berusia 17 tahun pada saat Tuhan memanggilnya bekerja pada pergerakan Gereja Advent.
Angka 8
Angka delapan adalah symbol dari keberuntungan, keberhasilan dan sukses dalam keyakinan beberapa kelompok etnis tertentu. Merupakan satu-satunya angka yang penulisannya tidak ada putusnya. Mengartikan keberuntungan itu tidak henti-hentinya akan datang dengan tidak henti-hentinya selalu melalui kerja keras, sebagaimana kalimat Anthony Robbins, yang mengatakan, “Luck is when preparation meets opportunity”.
Jadi, seseorang setelah usia ke-17, tahapan berikutnya adalah menciptakan luck dalam kehidupannya. Bagaimana caranya? Dengan persiapan dan komitmen yang luar biasa untuk mengembangkan diri. Disinilah, akhirnya kesempatan akan muncul di depan kita. Bersyukurlah kalau ketika kesempatan tiba, kita telah mempersiapkan diri dengan baik. Namun, kalau kita hanya bermalas-malasan, terlalu lembek dengan kehidupan kita, maka akhirnya kehidupan menjadi sangat sulit.
Presiden RI SBY saat membuka The First International Junior Science Olympiad, 6 Desember 2004, mengatakan untuk mencapai keberhasilan atau sukes harus dengan kerja keras, “Jangan pernah berhenti bermimpi. Jangan pernah berhenti berimajinasi. Jangan pernah berhenti berpikir. Jangan pernah berhenti kagum. Jangan pernah berhenti ingin tahu. Jangan pernah berhenti bertanya. Jangan pernah berhenti mencoba mencari jawaban. Inilah satu-satunya untuk mengetahui lebih banyak, memahami lebih baik, tentang hidup secara umum dan tentang diri sendiri”.

ANGKA 45
Angka 45 adalah symbol pencapaian, pada usia inilah kita mulai ditantang untuk melihat seberapa jauh impian-impian serta hidup kita telah dioptimalkan. Pada angka ini mestinya kita mulai melihat adanya pencapaian, perwujudan potensi yang membuat kita cukup optimis dengan apa yang telah kita lewati. Jika belum banyak yang kita realisasikan, saatnya bagi kita untuk tancap gas, lebih bersungguh-sungguh serta “take massive action “. Kalau pada usia ini kita belum melakukannya, ada kemungkinan kita tidak akan pernah lagi mewujudkannya. Ingat usia ini belumlah terlambat. Hanya lampu kuning agar kita lebih efektif menggunakan waktu kita. Agar kita lebih focus serta lebih serius memikirkan kehidupan kita.
Presiden RI Megawati Soekarnoputri dalam memotivasi generasi muda Indonesia agar bangsa Indonesia bisa menjadi seperti bangsa Asia lainnya, menyatakan generasi muda untuk bisa mengoptimalkan diri dengan “tidak malas bekerja, tidak malas belajar, berdisiplin, berambisi, berani menonjolkan diri, bisa mengontrol emosi, banyak amalan atau memberi dan tidak berkeluh kesah”.
Napoleon Bonaparte, Kaisar Perancis, mengatakan “Barang siapa yang dalam usia tiga puluhan belum mencapai kemenangan, tak kan pernah mencapai kemenangan”.
Angka antara 17 – 8 – 45
Di antara usia 17 dan usia 45 seharusnya menjadi masa yang kita harus isi dengan mengerahkan segenap tenaga atau kerja keras untuk mencapai nilai 8. Inilah masanya di mana kita memberikan kontribusi dengan kerja cerdas dengan mencapai tingkat nilai 8. Karena inilah sebenarnya usia produktif kita. Kenyataan menunjukkan jika pada usia produktif ini, kita tidak melakukannya, mungkin di berikutnya, kita tak akan pernah melakukannya.
Ungkapan inspirasional dari seorang kepala sekolah SMA di Solo sekitar tahun 1979 bernama Sarwono, mengingatkan kita dengan baik bahwa kemampuan dan kesuksesan seseorang akan komplet jika mencakup “tiga O”. Huruf O yang pertama yaitu untuk “Otak”. Seseorang akan dihargai jika dia mau menggunakan otaknya, atau dia mau bekerja keras dan kerja cerdas untuk menjadi pintar. Lalu O yang kedua yaitu “Omong”. Dengan kemampuan berbicara kita akan bisa menyampaikan pemikiran-pemikiran kita, bisa berhubungan dengan orang lain dengan baik. Dan O yang ketiga adalah “Otot”, yang berarti, seseorang sebaiknya berbadan sehat walafiat dengan berolah-raga.
Dengan resep “tiga O” tersebut diatas akan mengantarkan kita bukan hanya ingin “bertumbuh” tetapi “bertumbuh menjadi besar” dan “berpotensi untuk berkembang”, agar mutu kehidupan kita hari ini bisa lebih baik dari pada hari kemarin dan hari esok bisa lebih baik dari hari ini.
Dengan mempertimbangkan angka-angka sakral yang diinspirasikan dari tanggal kemerdekaan RI yakni 17, 8, dan 45. Bagaimana kita mengisi kehidupan kita dengan usia yang sudah kita jalani? Puaskah kita dengan apa yang telah kita capai? Baik secara individu, keluarga terlebih organisasi?
Jika anda berusia di bawah 17 tahun, ini menjadi renungan bagi anda bagi masa depan anda nanti. Jikalau anda berusia lebih dari 45 tahun, ketahuilah ini menjadi lampu kuning bagi anda bahwa waktu produktif anda semakin redup. Sementara bagi anda yang berusia 17 tahun hingga 45 tahun, life to your fullest, gunakan potensi anda seluas-luasnya. Itulah masa terbaik bagi anda untuk belajar, berkarya serta menunjukkan potensi-potensi anda! Karena, “Pekerjaan Allah memerlukan orang-orang yang serba bisa, yang dapat merancang, merencanakan, membangun, dan mangatur”, Ellen G. White, Pelayanan Injil, hal. 80.

Pengertian dan Definisi artikel

Written By juminto web on 15 Aug 2012 | 03:57


Definisi artikel atau pengertian artikel dibahas oleh berbagai tulisan dan literatur, namun menurut kangmoes, definisi yang paling ringkas dan paling sederhana adalah definisi artikel menurut kamus besar bahasa indonesia. Menurut KBBI, pengertian artikel adalah ''karya tulis lengkap'' misalnya laporan berita atau esai dalam majalah. Menurut definisi ini sebuah artikel idelanya membahas seluk beluk suatu tema secara tuntas.








Oleh karena itu, beberapa orang kemudian mencoba untuk merinci ciri-ciri sebuah artikel, yakni;



1. Lugas

2. Logis

3. Tuntas

4. Obyektif

5. Cermat

6. Jelas dan padat



Akan tetapi, karena tidak ada aturan baku sebuah artikel harus begini dan begitu (setidaknya sampai saat ini kangmoes belum menenmukannya) maka sebagian orang menyanggah pendapat mengenai ciri-ciri artikel diatas karena penulisa artikel bisa tergantung karena tujuan dituliskannya artikel. Tujuan penulisan artikel paling misalnya;
1. Tujuan Penugasan

Misalnya seorang siswa ''sekolah'' yang diberi tujuan untuk menulis sebuah artikel.

2. Tujuan informasi

Artikel yang tujuannya semata-mata untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai sebuah hal.

3. Tujuan Persuasi (membujuk)

Artikel yang mengulas sesuatu hal yang didalamnya terkandung muatan pembujukan kepada pembaca untuk melakukan suatu hal atau membeli suatu barang. Misalnya artikel tentang diabetes yang terselip materi promosi akan suatu produk bebas gula yang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes. Secara tidak langsung, ini menjadi sanggahan akan ciri obyektif sebuah artikel yang telah disebutkan diatas.

4. Tujuan Entertainment

Artikel yang tujuannya untuk menghibur pembaca.

5. Tujuan Eksistensi

Artikel yang ditulis untuk menjadi penegasan diri atau untuk menyatakan eksistensi diri penulis kepada pembaca.

6. Tujuan Kreatif

Artikel yang ditulis untuk penyaluran suatu ide.

7. Tujuan Pemecahan masalah

Yakni artikel yang ditulis dengan tujuan membantu pembaca memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Namun menurut kangmoes, batas-batas dari penulisan artikel bisa menjadi lebih luas lagi. Dengan kata lain, definisi artikel atau pengertian artikel bisa pula tergantung konteks keilmuan yang dihadapi oleh penulis artikel...




Manifesto KUBUKU BUKU

Written By Agus M. Irkham on 3 Apr 2011 | 09:57



:: agus m. irkham

KUBUKU BUKU saya lahirkan sebagai sarana untuk menggelindingkan virus membaca dan menulis, terutama di Indonesia. Dalam pandangan saya, tulisan bukanlah semata-mata teks. Ia adalah anak rohani. Saat membaca tulisan, sejatinya kita sedang mendalami kedirian penulisnya. Paradigma berfikirnya. Kesadaran dan sikap laku hidupnya. Dan tiap diri itu diciptakan Allah Swt dalam kondisi yang UNIK, KHAS, dan BEDA. Nah, pada titik itu, ungkapan bahwa tiap diri punya hak untuk menulis (buku) telah mendapati dasarnya.

Lantas pertanyaan pentingnya adalah: Dari mana datangnya kesadaran itu? Tentu dari sisi-Nya. Letak persoalannya ternyata bukan pada mereka, para penulis, yang lebih ahli ketimbang kita, para pembaca, sebagai orang awam. Tapi pada kesanggupan untuk senantiasa menganggap yang datang dari sisi Allah Swt itu pasti bernilai besar. Tidak mengenal kata lumayan, apalagi hanya atau cuma. Menulis menjadi salah satu bentuk rasa syukur atas karunia nikmat piranti hidup yang telah diamanahkan Tuhan kepada kita secara gratis (limpah, given).

Meminjam ucapan penyair Rendra—dengan sedikit modifikasi—menulis menjadi sarana/upaya untuk masuk ke dalam kontekstualitas sambil meraih ridha Allah. Pada titik itu era penulis menjadi rahib telah usai. Ia harus menjumpai (calon) pembacanya. Mendengar pendapat dan keberatan-keberatan mereka. Ada dialog. Dengan begitu ilmu pengetahuan akan terdesentralisasi. Oleh karenanya menjadi kian berkembang. Pada titik itu menulis menjadi (salah satu) cara paling efektif untuk mengkuantum pahala—momen transendensi sekaligus transformasi. Yang semula--ibarat ukuran suatu file-- hanya satu kilobyte, setelah ditulis menjadi bertera-tera byte. Bahkan unlimited byte.

Kiprah Agus M. Irkham

Written By Agus M. Irkham on 18 Mar 2009 | 22:04




Berikut adalah rekaman aktivitas saya sejak 2003 s.d. saat ini (Desember 2010) :

2010
(1)Workshop Peningkatan Kemampuan Berbahasa (P4TK Bahasa, terpilih sebagai lulusan terbaik).
(2)Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (PNF-Diknas, sebagai Pemateri).
(3)Seminar Nasional Perpustakaan dan Wirausaha (Fakultas Ilmu Budaya UNDIP, sebagai pembicara).
(4)Kendal Book on The Street (Sekolah Alam AULIYA-Kendal, Pemrakarsa sekaligus pelaksana).
(5)Batang Book on The Street (Perpustakaan Kab. Batang, Konseptor dan Pengisi Acara).
(6)Unjuk Bincang "Buku Melangitkanku" (Perpustakaan Kab. Batang, sebagai Pembicara).
(7)Merintis Pembukaan SD Alam AULIYA-Kendal.
(8)Strategi Meningkatkan Partisipasi Relawan dalam Pengelolaan TBM Melalui Pendekatan Empati Mitra (PNF-Diknas, sebagai Pemateri).
(9)Kepala Departemen Penelitian dan Pengembangan Pengurus Pusat Forum TBM periode 2010-2015.
(10)Fasilitator Utama Training of Trainer dan Focus Group Discussion para pengelola TBM(Pengurus Pusat Forum TBM).

2009
(1)Pembelajaran Praktis “Menulis sebagai Terapi Diri”, Toha Putra Centre
(2)Workshop Self Therapy for Succes and Happiness (BN Resources, Semarang)
(3)Workshop Penulisan Artikel untuk Guru Bahasa Indonesia SMA SBI (Sekolah Berstandar Internasional) Jawa Tengah – sebagai Fasilitator Utama
(4)Workshop Esai is Easy, Unissula, Semarang - sebagai Pemateri
(5)Unjuk Bincang: Setelah Heboh Sastra Islami, Fakultas Ilmu Budaya, Undip - sebagai Pembicara
(6)Kenduri Literasi TBM Ibnu Hajar Magelang (Konseptor dan pengisi acara)

2008
(1)Klinik Penulisan Buku, Toha Putra Centre Semarang - sebagai Fasilitator Utama
(2)Sarasehan Pengembangan Minat Baca bersama Hernowo, Perpustakaan Kota Magelang – sebagai Moderator
(3)Pemilihan Duta Baca Kota Magelang – sebagai Konseptor
(4)Workshop Pengembangan Minat Baca dan Tulis, Perpustakaan Wilayah Jawa Tengah – sebagai Moderator
(5)Ziarah Dipanegara: Unjung Bincang dan Temu Penulis Novel Glonggong di Museum Dipanegara, Kota Magelang – sebagai Pemrakarsa
(6)Klinik Penulisan Buku, Perpustakaan Kota Magelang – sebagai Fasilitator Utama
(7)World Book Day 2008 ”Literasi untuk Kehidupan” – sebagai Kontributor
(8)Kolumnis Tidak Tetap Rubrik Atrium (Literasi dan Perbukuan) di Suara Merdeka, Semarang

2007

(1)Unjuk Bincang: Semua Bisa Melakukan Perubahan. World Book Day 2007 di Senayan Jakarta – sebagai Moderator
(2)Unjung Bincang: Membangun Sinergi antara Perpustakaan dan Komunitas Literasi di acara Festival Literasi Indonesia, Jogja – sebagai Pembicara
(3)Pesta Buku: Magelang Aksaravaganza 2007 – sebagai Pemrakarsa dan Koordinator Acara
(4)Pelatihan Penulisan Artikel dan Karya Ilmiah, Psikologi UGM - sebagai Fasilitator Utama
(5)Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah, Teknik Kimia UNDIP Semarang – sebagai Fasilitator Utama
(6)Unjung Bincang: Fiksi Islami, Politis atau Ideologis? Bersama Habiburrahman El Shirazy, Sastra UNDIP, Semarang – sebagai Moderator
(7)Unjung Bincang: Novel Laskar Pelangi bersama Andrea Hirata, Sastra UNDIP, Semarang – sebagai Moderator
(8)Temu Penulis opini KOMPAS – sebagai Undangan
(9)Unjuk Bincang: Semua Bisa Menulis! majalah EDENTS, UNDIP Semarang – sebagai Pembicara
(10)Bedah Buku: Dunia Tanpa Sekolah, di Perpustakaan Kota Magelang 2007 – sebagai Inisiator
(11)Temu Peresensi Buku MIZAN, di Kaliurang Yogyakarta 2007 – sebagai Undangan
(12)Unjuk Bincang: Kecil-Kecil Punya Karya di Desa Buku, Kota Magelang – sebagai Pembicara
(13)Workshop ”Create Ur Journalistic Talent with Kinetika” Undip, Semarang - sebagai Fasilitator Utama

2006

(1)Sarasehan “Be Intelectual & Critical Student” Sastra Inggris Undip, Semarang – sebagai Pembicara
(2)Pelatihan Menulis Buku – Beasiswa Republika - sebagai Fasilitator Utama

2005
(1)Workshop Dunia Kata Forum Lingkar Pena Semarang – sebagai Penggagas dan Fasilitator Utama
(2)Sarasehan Tentang Virus Pornografi dan Pornoaksi di Kantor Walikota Balikpapan, Kalimantan Timur – sebagai Moderator

2004

(1)Workshop Penulisan Artikel untuk Aktivis Pers Mahasiswa se-Indonesia, Unissula, Semarang – sebagai Fasilitator Utama
(2)Peluncuran Buku Tebak Humor Anak, Gramedia Semarang – sebagai Inisiator dan Pembicara
(3)Guru Ekstrakurikuler Jurnalistik di SMP Hidayatullah Semarang
(4)Workshop Penulisan Artikel di Fakultas Teknik Undip Semarang – sebagai Fasilitator

2003
(1)Peluncuran Novel Supernova Bersama Dewi “Dee” Lestari, sebagai Organisator (Mitra Lokal)
(2)Pembentukan KUBUKU, Komunitas Peresensi Buku, Semarang, sebagai Inisiator
(3)Festival Komik, Undip Semarang - sebagai Pengagas
(4)Unissula Membaca (Pameran buku dan workshop literasi) – sebagai Pengagas
(5)“Smart Reading” - Pembuatan Dummy Talk Show Literasi di Radio Smart FM, Semarang – sebagai Pengagas dan Host
(6)Pembentukan Klub Baca SMU “The Bokz” (Terdiri dari siswa-siswa dari beberapa SMA di Semarang – sebagai Fasilitator Utama
(7)Sarasehan Nasional ”Gerakan Jalan Lurus” - sebagai Koordinator Pemberitaan, Pelayanan Informasi dan Publikasi

Buku-Buku yang saya tulis
(1)24 Cara Mendongkrak IPK--Sebuah Diary Mantan Mahasiswa Bodoh (Pro U Media, 2010)
(2)Teladani Akhlak Rasul Yuuk (Inti Medina, 2010)
(3)Wawancara Bisa, Kerja Diterima (Leutika, 2010)
(4)Titik Balik (Antologi Esai, Leutika, 2010)
(5)Meremas Sampah Menjadi Emas (antologi Esai, Indiva Media Kreasi, 2009)
(6)Persembahan Cinta (Antologi - Kumpulan Esai, Jakarta: Zikrul Hakim, 2008)
(7)Mantera Penjinak Tv (Yogyakarta: Lanarka, 2008)
(8)Bestseller sejak Cetakan Pertama (Solo: Indiva, 2008)
(9)Prigel Menulis Artikel (Yogyakarta: Lanarka, 2007)
(10)Ketika Aa’ Menikah Lagi (Antologi - Kumpulan Esai, Jakarta: LPPH, 2007)
(11)Ajari Aku Mencintai Kata (Semarang: Fastabiq Media, 2005)
(12)Humor Demokrasi (Semarang: Toha Putra Centre, 2004)
(13)Tebak Humor Anak (Semarang: Wildan Pustaka Salam, 2004)
(14)Pesta, Cinta, dan Buku (Semarang: Oasebaca, 2003)

Artikel.
Baru dalam bilangan ratusan, artikel yang telah saya tulis. Sebagian besar berisi tentang dunia literasi dan perbukuan. Di antaranya termuat di Kompas Nasional, Kompas Jawa Tengah, Jawa Pos, Suara Merdeka, Wawasan, Neraca, Yunior Annida, Ummi, Intisari, Matabaca, Kaltim Post, dan Media Pustaka.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kumpulan artikel gratis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger