Home » » Minat Baca Masyarakat Kendal

Minat Baca Masyarakat Kendal

Written By Agus M. Irkham on 18 Apr 2009 | 06:01



: agus m. irkham

Sudah kali ketiga saya menjual buku di taman Garuda Kota Kendal, Jawa Tengah. Taman yang tiap Minggu pagi dipadati ratusan warga Kendal dan sekitarnya itu terletak persis di sebelah utara alun-alun Kota Kendal. Betul-betul berada di “pusat gempa” aktivitas masyarakat Kendal.

Di taman seluas kurang lebih delapan ratus meter persegi itu, ”1001” macam barang dijual. Mulai dari ikan hias hingga gorengan. Mulai dari pakaian hingga sate ayam. Namun dari seribu satu macam itu, ada yang kurang, yaitu buku. Untuk itulah saya nekat menggelar dagangan.

Dan hasilnya ternyata tidak buruk-buruk amat, jika sepenuhnya belum bisa dikatakan baik. Di hari pertama saya jualan, langsung ada pembelian. Dan yang menarik, yang membeli dan sering mengerubungi saya adalah anak-anak, dan remaja. Banyak di antara mereka yang bertanya apakah ada buku cerita nabi-nabi, sejarah para sahabat, kumpulan cerpen remaja, buku teknik bermain catur, kamus bahasa Inggris, dan buku mewarnai gambar.

Dan belakangan, para orangtua pun tidak mau ketinggalan. Mereka ikut membuka-buka buku yang saya gelar. Bertanya apakah ada buku tentang keterampilan menjahit, pola/model pakaian, kumpulan resep masakan, dan sebagainya. Malahan tidak sedikit dari mereka yang sudah mulai ”berani” membuka-buka beberapa judul buku kategori serius yang saya bawa. Macam Dunia tanpa Sekolah, Psikologi Kematian, Jangan Menjadi Perempuan Cengeng, dan novel Glonggong. Bahkan membelinya!

Wah wah wah, sungguh sebuah kenyataan yang membuat sangkaan saya bahwa minat baca masyarakat Kendal masih rendah harus segera saya buang.

Selain itu, dari pengalaman saya di atas, ada tiga hal penting yang dapat saya ikat. Pertama, minat baca dan membeli buku ternyata sangat berkaitan dengan ketersediaan buku itu sendiri. Sangat mungkin, minat baca dan beli buku masyarakat rendah disebabkan oleh rendahnya ketersediaan media/teks bacaan. Rendah, baik dari segi jumlah (kuantitas), mau keragaman tema (kualitas). Pada titik ini berlaku hukum penawaran (supply) menciptakan permintaan (demand).

Kedua, untuk memancing masyarakat agar membeli buku, sediakanlah buku-buku yang berkaitan dengan aktivitas keseharian mereka. Buku yang memunyai kemanfaatan praktis. Terutama aktivitas berekonomi. Tilikan ini sekaligus membuktikan kepada kita bahwa minat baca kebanyakan orang sungguh-sungguh masih bersifat fungsional. Belum menjadi budaya/gaya hidup. Tapi itu tak soal, yang fungsional seiring berjalannya waktu akan bergerak menuju budaya.

Ketiga, tujuan membudayakan aktivitas membaca pada masyarakat, khususnya di Kota Kendal tidak bisa lagi dengan cara-cara lama. Misalnya dengan cukup mendirikan perpustakaan dan taman baca tanpa ada upaya kreatif ”menjual” isinya. Yakni buku dan koleksi lainnya melalui berbagai program/even perbukuan). Apa boleh buat, dalam soal membaca, warga Kota Kendal memang masih harus ”disuapi.”♦
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kumpulan artikel gratis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger