Home » » Tiga Ragam Pengelolaan TBM

Tiga Ragam Pengelolaan TBM

Written By Agus M. Irkham on 23 Dec 2010 | 17:23



: agus m. irkham

Bahwa membaca itu penting, saya kira semua sepakat. Tapi bagaimana strateginya agar kesadaran itu dapat berubah menjadi aksi nyata berupa meningkatnya budaya baca, itu yang tidak sama. Ada banyak siasat, salah satunya adalah dengan mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Penggunaan kata taman, selain lebih menimbulkan kesan rekreatif, sekaligus untuk menunjukkan bahwa TBM bukanlah sekadar tempat berkumpulnya buku layaknya perpustakaan. Tapi menyediakan beragam bentuk layanan. Mulai dari konsultasi pertanian, hingga klinik penulisan.

Di Jawa Tengah sampai dengan awal tahun 2008, ada sekitar 300 TBM yang tersebar di tiap-tiap kabupaten. Jumlah tersebut dipastikan akan terus bertambah. Dari 300 TBM itu, pola pengelolaannya dapat saya bagi menjadi tiga ragam. Pola pengelolaan adalah berkaitan dengan bagaimana strategi yang digunakan TBM untuk memasarkan aktivitas membaca (dan menulis). Atau yang biasa dikenal dengan istilah keberaksaraan (literacy). Untuk lebih memudahkan saya dalam memaparkan tiga ragam pengelolaan itu, saya akan langsung menyebut nama TBM sebagai contoh di tiap-tiap ragam.

Pertama, TBM Bergema. Bergema singkatan dari Bersama geliat masyarakat. Bergema berada di desa Patak Banteng, kecamatan Kejajar, sekitar 27 kilometer sebelah utara kota Wonosobo. Atau hanya sekitar 2 kilometer sebelum komplek Candi Dieng. Terletak persis di lembah Dieng.

Strategi gerakan minat baca yang dilancarkan Bergema menggunakan pendekatan keaksaraan fungsional. Secara mudah keaksaraan fungsional dapat dimengerti sebagai kemampuan seseorang mengenal aksara dan memanfaatkannya untuk meningkatkan perolehan materi atau pendapatan (kesejahteraan ekonomi).

Wujud nyata programnya adalah dengan menyediakan bahan bacaan yang dapat dijadikan rujukan bertani dan berkebun. Selain itu bekerjasama dengan gabungan kelompok tani, secara periodik Bergema diberi kepercayaan menggulirkan sejumlah dana pinjaman mikro. Cara ini telah berhasil mengikis pelan-pelan praktik ijon, serta menjauhkan petani dari para lintah darat (rentenir).

Kedua, TBM Warung Pasinaon. Pasinaon bermakna tempat belajar. TBM ini berlokasi di Bergaslor, kecamatan Bergas, kabupaten Semarang. Pasinaon menjadikan, terutama, ibu-ibu paruh baya sebagai sasaran utama. Salah satu sebabnya adalah masih tingginya angka buta aksara yang terjadi pada ibu-ibu paruh baya tersebut. Dan ini sangat mungkin representsi yang berlaku pada tingkat lebih luas, yaitu Jawa Tengah. Jateng menduduki rangking dua setelah Jawa Timur, propinsi berpenduduk buta huruf tertinggi di Indonesia. Dan 60 persennya adalah para ibu-ibu yang tinggal di pedesaan.

Lantas strategi apa yang ditempuh oleh Pasinaon?

Koran Pasinaon
Mereka membuat media bernama Koran Pasinaon. Meskipun menggunakan kata koran, media tersebut berbentuk majalah. Kalau dilihat dari isinya, Koran Pasinaon lebih cocok disebut sebagai koran ibu. Lantaran rubrikasi dan isinya ibu-ibu banget. Termasuk para penulis (wartawan)nya juga ibu-ibu semua.

Koran Pasinaon digunakan sebagai sarana untuk merawat kemampuan membaca yang telah dipunyai para ibu-ibu, agar mereka tidak kembali menjadi buta huruf. Koran Pasinaon terbit sebulan sekali. Sampai dengan edisi 22 April - 21 Mei 2010 ketebalannya sudah mencapai 20 halaman. Padahal di awal terbitnya, sekitar awal 2010, hanya 10 halaman.

Uniknya, sebagian isi Koran Pasinoan berupa tulisan tangan dari wartawannya. Menariknya lagi, tiap tulisan yang dimuat, diberi honorarium sebesar Rp15.000. Kalau dilihat dari jumlah nominalnya sangat kecil. Tapi kalau dilihat dari prosesnya, uang tersebut sangat besar nilainya. Karena penulisnya adalah para ibu-ibu paruh baya yang sebelumnya buta aksara.
Melalui Koran Pasinaon, secara tidak langsung TBM Warung Pasinaon mengabarkan kepada publik luas bahwa salah satu cara untuk mempertahankan sekaligus mengasah kemampuan membaca adalah dengan menulis.

Dalam konteks pendidikan keaksaraan, TBM Pasinoan menjadi sarana pembelajaran dan hiburan masyarakat, serta sarana untuk memperoleh dan memproduksi informasi.

Ketiga, TBM Guyub. Berbeda dengan Bergema dan Pasinoan, TBM yang beralamat di jalan raya Bebengan 221 Boja, Kendal ini memusatkan aktivitasnya pada pendarasan karya sastra. Sasaran pembacanya pun kebanyakan adalah para remaja. Meskipun tidak sedikit pula yang datang ke Guyub adalah mereka yang sudah sepuh dan masih anak-anak.

Meskipun Guyub berlokasi di desa, koleksi bacaan yang dimiliki tak kalah dengan isi koleksi perpustakaan perguruan tinggi. Orhan Pamuk, Satanic Verses anggitan Salman Rushdie, bertumpul buku karya Franz Kafka, dan Garcia Marquez dapat ditemui di Guyub. Daftar karya-karya kelas dunia itu dapat diperpanjang lagi.

Apresiasi karya sastra berupa dramatic reading, bedah buku, pelatihan menulis (puisi) dan pementasan menjadi beberapa strategi Guyub merawat minat baca para remaja. Dengan begitu kegiatan para remaja tidak melulu datang, baca, pinjam, dan mengembalikan buku.

Demi menghilangkan kendala keadministrasian pengelolaan sekaligus menumbuhkan kesadaran moral untuk senantiasa jujur, Guyub meniadakan kartu anggota. Pengunjung diminta mengisi isi daftar buku yang hendak dipinjam. Masa waktu pengembaliannya pun fleksibel. Sama sekali tidak ada jaminan. Tidak pula harus menyerahkan fotokopi KTP atau Kartu Pelajar. Jaminanannya hanya satu: moral.

Paparan tentang tiga ragam pengelolaan TBM di atas mengantarkan kita pada satu simpulan: hendaknya gerakan sosial, termasuk ajakan untuk gemar membaca, yang dalam wujudnya adalah TBM harus berbasis pada kebutuhan masyarakat, bukan merujuk pada kebutuhan pengelola.●

FOTO : Wien Muldian.
Share this article :

+ komentar + 2 komentar

Monday, December 27, 2010 5:35:00 am

di jepara, kami juga mengelola taman baca kang. sudah berjalan 1 tahun.

Friday, December 31, 2010 11:51:00 pm

wah, sip mas. share dunk pengalaman mengelola TBMnya di sini.ku tunggu ya

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kumpulan artikel gratis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger