Home » » Tiga Syarat Proses Kreatif Menulis

Tiga Syarat Proses Kreatif Menulis

Written By Agus M. Irkham on 13 Mar 2011 | 21:12



:: agus m. irkham

"Menulislah dari sumber yang tidak pernah kering, SAMUDRA. Bukan dari sumber yang suwaktu-waktu bisa kerontang, SUNGAI"

--Nasihat Seorang GURU di tahun 2001--

Ide tulisan berasal dari aktivitas membaca. Baik secara tekstual, maupun kontekstual. Yang dihasilkan dari cara membaca tekstual adalah pengetahuan akan fakta-fakta. Orang menyebutnya sebagai data dan informasi. Sedangkan cara membaca kontekstual menghasilkan pemahaman. Disebut pula sebagai realita. Apa itu realita? Realita adalah rangkaian peristiwa yang jalin menjalin hingga memungkinkan berlangsungnya suatu kejadian atau fakta. Cara membaca yang kontekstual disebut pula sebagai membaca di balik yang nampak.

SUNGAI adalah ide tulisan yang berasal dari cara membaca tekstual. Berbasis pada materi. Instan, cepat diperoleh. Tapi juga bisa menghambat. Jika Anda menyandarkan referensi tekstual sebagai bahan utama tulisan, dan andai saja referensi buku yang Anda butuhkan tidak ada, sulit menyelesaikan tuisan. Seringkali tiadanya teks acuan saat akan menuliskan sesuatu inilah yang saya sebut sebagai SUNGAI yang kering.

Beda dengan SAMUDRA. Ia tak pernah kenal kering. Biar stunami sekalipun. SAMUDRA adalah cara membaca kontekstual yang berarti kehidupan ini, termasuk kedirian Anda. Menjadikan SAMUDRA sebagai sumber ide, berarti menjadikan kehidupan ini dan diri Anda sebagai sumber inspirasi. Itu sebab, untuk sebagian orang, meskipun jarang sekali bahkan tidak pernah membaca teks, tetapi produktif menghasilkan tulisan. Karena tulisan adalah KEHIDUPANNYA itu sendiri. Sehingga ia tak perlu mencari teks-teks di luar dirinya. Nah kalau yang dijadikan sumber ide adalah SAMUDRA, maka dapat dipastikan, dalam kondisi dan situasi apapun, Anda tidak akan kesulitan mendapatkan ide. Ide tidak lagi Anda cari dan kejar. Sebaliknya Anda yang akan dikejar-kejar ide.

Dengan demikian cara membaca kontekstual akan mempertajam matabatin Anda.

Pertanyaan pentingnya, bagaimana caranya (metodologinya) agar dapat melakukan pembacaan kontekstual itu? Hingga memiliki matabatin (kesadaran) yang tajam?

Pertama harus ada API PEDULI atau CINTA KASIH. Banyak orang menyebutnya sebagai SIMPATI. Kedua, diri Anda musti hadir dan lumer dengan kehidupan; KETERLIBATAN atau boleh disebut sebagai EMPATI. dan yang KETIGA harus sesuai dengan NILAI-NILAI UNIVERSAL. Pelumeran (sublimasi) atas ketiganya oleh WS. RENDRA diikat ke dalam satu kalimat: Masuk ke dalam kontekstualitas sambil meraih ridha Allah!

ilustrasi: ressay.wordpress.com
Gringsing, Batang
14/3/2011
08:21 wib
Share this article :

+ komentar + 2 komentar

Saturday, February 04, 2012 7:22:00 pm

sangat bermanfaat,master irham..

Saturday, February 04, 2012 7:23:00 pm

sangat bermanfaat,master irham..

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kumpulan artikel gratis - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger